PortalNTB.Com – Pemprov NTB telah berencana melakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan proyek Jembatan Lombok – Sumbawa pada 2020 mendatang. Rencana FS Jembatan Lombok – Sumbawa sudah masuk daftar salah satu kegiatan yang dilaksanakan tahun depan.
Kepastian itu disampaikan Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, MTP dikonfirmasi di Mataram, Rabu, 16 Oktober 2019. Ia menyebutkan biaya yang dibutuhkan untuk FS tersebut sekitar Rp5 miliar.
‘’2020 dilakukan FS, biayanya sekitar Rp5 miliar. Sebab, tanpa FS, itu tidak bisa mengatakan secara pasti kelayakannya,’’ kata Ridwan.
Dari hasil FS itulah kemudian proyek tersebut akan ditawarkan ke investor. Pasalnya, kata Ridwan, tidak mungkin pembangunan proyek jembatan yang akan menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sepanjang 17 km tersebut dibiayai lewat APBD.
‘’Supaya layak dijual, dokumen-dokumennya harus lengkap. Maka dibuatlah besok FS itu,’’ terangnya.
Untuk skema pembiayaan, kata mantan Kepala Bappeda NTB ini, dapat menggunakan dua skema. Pertama, pembiayaan dilakukan oleh swasta. Kedua, skema pembiayaan juga dapat menggunakan pola Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
‘’Kalau selesai FS tahun 2020, kita akan segera mencari investor. Kalau DED (Detailed Engineering Design) biar disusun investor atau swasta,’’ katanya.
Terpenting, kata Ridwan, kajian teknis awal akni FS dapat segera dikerjakan. Dari FS tersebut akan diketahui secara lebih detail soal konstruksinya, panjang jembatan dan perhitungan biaya pembangunan.
Berdasarkan hasil pra-FS yang dilakukan konsultan asal Korea. Biaya konstruksi untuk 1 km jembatan Lombok – Sumbawa sekitar Rp850 miliar. Sehingga secara keseluruhan diperkirakan butuh Rp16 triliun.
Keberadaan jembatan Lombok – Sumbawa sangat strategis. Apalagi transportasi di NTB semakin berkembang. Terlebih dengan ditetapkannya Labuan Bajo menjadi destinasi super prioritas bersama dengan Mandalika.
Artinya, arus transportasi barang/jasa dan orang pasti akan meningkat. Selain itu, keberadaan jembatan Lombok – Sumbawa juga cukup penting. Mengingat akan dibangun industri smelter dan turunannya di Sumbawa Barat.
‘’Jadi akan memperpendek jarak dari Lombok – Sumbawa. Kalau selama ini butuh waktu dua jam, kalau ada jembatan paling 15 menit,’’ katanya.
Sebelumnya, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si mengungkapkan, investor asal China tertarik berinvestasi untuk pembangunan jembatan Lombok – Sumbawa. Namun, mereka masih menunggu hasil FS rencana pembangunan jembatan sepanjang 17 km tersebut.
Amry mengaku, pihaknya sudah berkomunikasi dengan para investor asal China di Jakarta. Pada saat ini, ia menyampaikan tentang hasil pra-FS rencana pembangunan jembatan Lombok – Sumbawa yang dilakukan konsultan asal Korea. Bahwa proyek tersebut layak secara teknis.
Dalam pra FS tersebut kata Amry, baru sebatas kajian awal kelayakan secara teknis tentang rencana pembangunan jembatan tersebut. Kajiannya belum sampai pada aspek finansial dan ekonomi. Saat pertemuan tersebut, Amry mengatakan pihaknya menawarkan agar investor China melakukan FS. ‘’Tapi sedang mereka pertimbangkan,’’ katanya. (PN)